Friday, May 31, 2013

Albert Abraham Michelson

ilmuwan fisika, tokoh fisika,

Albert A. Michelson dilahirkan di Jerman pada tahun 1852, tetapi ia pindah ke Amerika Serikat bersama orang tuanya saat berumur 2 tahun dan tinggal di Nevada pada tahun 1931. Michelson belajar di U.S. Naval Academy (Akademi Angkatan Laut AS) di Annapolis. Setelah bertugas selama dua tahun, ia menjadi pengajar ilmu pengetahuan alam. Untuk menambah pengetahuannya tentang optika, bidang yang ia tekuni sebagai bidang spesialisasinya, Michelson pergi ke Eropa dan belajar di Berlin dan Paris. Kemudian, ia meninggalkan Angkatan Laut dan bekerja di Case School of Applied Science di Ohio, lalu di Clark University di Massachusetts, dan akhirnya di University of Chicago. Di Universitas ini ia menajadi Ketua Jurusan Fisika dari tahun 1892 hingga 1929.
Michelson terkenal dengan pengukurannya dengan ketelitian yang tinggi, dan selama berpuluh-puluh tahun hasil pengukuran kecepatan cahayanya adalah yang terbaik. Ia mendefinisikan kembali pembakuan ukuran meter dengan memakai panjang gelombang garis spektral khusus dan merancang interferometer yang dapat menentukan diameter bintang (bintang tampak sebagai bintik cahaya walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat).

Hasil karya Michelson yang sangat penting diperolehnya pada tahun 1887. Bersama Edward Morley, ia melakukan eksperimen pengukuran gerak bumi melalui “eter”, suatu medium hipotesisi yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Pengertian eter merupakan warisan dari zaman sebelum gelombang cahaya dikenal sebagai gelombang elektromagnetik, tetapi pada waktu tidak ada seorangpun yang mau menyingkirkan bahwa cahaya menjalar relatif terhadap semacam kerangka acuan universal. Eksperimen Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter. Ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”. Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan kerangka acuan universal.

Pada eksperimen yang pada hakekatnya membandingkan kelajuan cahaya sejajar dan tegak lurus terhadap kelajuan bumi mengelilingi matahari. Eksperimen juga ini memperlihatkan bahwa kelajuan cahaya sama bagi setiap pengamat, ini menunjukkan bahwa tidak mungkin gelombang memerlukan medium material untuk merambat (seperti gelombang bunyi dan air). Eksperimen Michelson-Morley telah meletakan dasar bagi teori relativitas khusus Einstein yang dikemukakan pada tahun 1905, suatu teori yang sukar diterima waktu itu, bahkan Michelson sendiri enggan untuk menerimanya. Michelson menerima hadiah Nobel dalam tahun 1907, dan merupakan ilmuan Amerika yang pertama yang menerima hadiah Nobel.

Lubang Ozon Semakin Membesar

lapisan atmosfer, bumi, awan, membesar, fisika bumi,
Ilustrasi Lubang Ozon

Lubang Ozon Semakin Membesar – Kerusakan lapisan ozon di Kutub Selatan mencapai seluas 27 juta kilometer persegi. Itu luasnya lebih besar dibandingkan Amerika Utara yang luasnya sekitar 25 juta kilometer persegi.

”Hal ini terjadi karena banyak sekali perilaku hidup manusia yang tanpa disadari menyebabkan kerusakan ozon,” kata Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Novita Ambarsari, kepada wartawan di sela-sela Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon di Pusdik Armed, Kota Cimahi, Senin (4/7).

Lubang ozon di kutub Selatan ini bukan dalam arti lubang yang sebenarnya pada lapisan ozon. Akan tetapi, kata Novita, lubang ozon merupakan penipisan lapisan ozon dengan konsentrasi lebih rendah dari 220 DU. Nilai ini berdasarkan pengamatan ozon di Kutub Selatan yang tidak pernah lebih tinggi dari 220 DU sejak tahun 1979.

Sedangkan, berdasarkan data total ozon hasil pengukuran satelit Nimbus pada Juni 2009, ada kecendrungan penurunan konsentrasi ozon total di Indonesia sebesar 0,29 DU/tahun. Bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon ini terutama berasal dari jenis chlorofluorocarbons (CFC) yang digunakan dalam berbagai produk proses seperti lemari es, pendingin udara, dan proses pembuatan busa lembut sebagai cairan pembersih.
“Bahan perusak lapisan ozon banyak digunakan dalam industri alat pemadam kebakaran dan Metil Bromida yang dipakai untuk bahan pestisida,” kata Novita. ”Pemakaian bahan-bahan ini meningkat dengan cepat sejak tahun 1970-an yang menyebabkan kandungannya di atmosfer juga meningkat.”

Dia mengatakan cara mengatasi masalah ini dengan cara mengubah perilaku manusia. Masyarakat harus disadarkan bahwa manusia harus hidup lebih lama dengan suasana nyaman dan aman. Edukasi yang disampaikan itu bisa dalam bentuk cerita dan bukti nyata supaya warga tergerak hatinya untuk hidup dengan cara yang lebih baik.

“Banyak kebiasaan masyarakat yang tdak sesuai dengan pola back to nature seperti menyalanya pesawat TV tanpa ada yang menontonnya. Padahal, energi litrik berasal dari solar. Sedangkan, solar tidak bisa diperbarui dan pembakarannya sendiri menyebabkan kerusakan lapisan ozon,” ujarnya.
Republika.co.id, Cimahi, Lubang Ozon Semakin Membesar.